Kamis, 07 Desember 2017

Laki-laki tua itu



Laki-laki tua itu...
Pertama kali aku bertemu dengannya adalah saat bulan ketiga aku menempuh pendidikan di universitas. Laki-laki itu tua dan renta. Kuperkirakan umurnya mungkin sudah 60 tahun atau bahkan 70 tahun. Dia berjalan agak bungkuk dengan mendorong sebuah grobak berisi penyambung hidup untuknya dan mungkin keluarganya. Raut kelelahan nampak di wajahnya, saat itu matahari bersinar terik, suhu yang tinggi di kota  pontianak kota khatulistiwa.
Tergambar raut harapan di wajahnya, berharap seseorang atau bahkan banyak orang akan membeli jualannya yang berupa es campur.
Saat itu aku baru pulang kuliah, berniat menghadap Tuhan untuk beribadah, berterima kasih atas apa yang kudapat dan berharap yang terbaik untukku dan orang-orang yang kusayang.
Aku tertegun saat pertama melihatnya, mendorong gerobak lalu berhenti di depan masjid. Matanya tampak berair, aku tak tahu apa penyebabnya.
Kulangkahkan pasti kakiku, tapi dalam dadaku terasa berkecambuk. Aku kasihan, tentu saja. Aku berharap untuk menolong, tapi hidup sebagai mahasiswa membuatku harus berhemat. Hanya uang 13 ribu di kantong membuatku menulikan telinga dan membekukan hati.
Aku beribadah, sambil terasa menangis. Berdoa untukku dan orang yang kusayang. Sambil menyisipkan harapan ke Tuhan. Semoga pria renta itu mandapat pelanggan.
Saat pulang, kutemukan lagi dia. Duduk sambil menanwarkan es yang dia jual. “es, es, es” tapi tak seorangpun membeli..
Aku menuju toko dekat kampus berencana untuk membeli pulpen, saat itu hatiku semakin berkecambuk. Haruskah aku membeli dagangannya, kalau iya.. mungkin aku harus kehabisan uang d kantong.
Tapi saat kutemui lagi dia, dengan wajah renta dan keinginan kkuat untuk berusaha. Dinding hatiku roboh, semakin ku ingat ayah yang sudag berbulan-bulan tak kutemui. Mengingatkanku pada kerja keras ayah untuk menyokong pendidikan dan hiduku serta saudara-saudaraku. Yang mendoakanku dan merindukanku.
Aku hampiri dia. Tinggal 10 ribu uang yang kupunya, dan kurelakan untuk membeli es nya yang lebih mahal dari es-es yang lain dan kurasa rasanya biasa saja.
Tapi sudahlah.. ini adalah yang terbaik..
Dan beberapa hari yang lalu kutemukan lagi dia.
Pria renta itu, di tempat yang sama. Dengan mata-mata berkaca-kaca dan raut wajah yang semakin menua. Tubuh yang kulihat semakin renta. Tapi semangat yang semakin membara.
Alhamdulillah..
Saat itu adalah beberapa hari aku kembali kerumah, dan ibu menitipkan rezekinya padaku. Kembali kubeli es yang dia jual. Dan kembali aku di tampar kenyataan dan berbagai persepsi di hati dan pikiranku. Aku memberikan uang 20 ribu daan dengan halus dan tidak jelas karena ia tidak memiliki gigi lagi,  dia mengatakan tidak ada kembalian. Ya Tuhan.. sebenarnya hari ini adakah dia mendapat rezeki.
Entah kenapa sekarang kusesali, kenapa aku tak memberikan semua uang itu pada dia.. 
Ya Tuhan, aku berharap engkau memberikan yang terbaik pada dia. Mungkin dia bukanlah umat yang seagama denganku, tapi biarlah aku berdoa atas nama kemanusiaan dan hati nurani yang Engkau berikan padaku..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan Manajemen Proyek Perangkat Lunak

Pengertian (1) Manajemen proyek perangkat lunak terdiri dari 3 suku kata yakni manajemen, proyek, dan perangkat lunak. Manajemen berarti M...